ANTARA
MIXING DAN MASTERING
Sebuah album rekaman lahir di sebuah rumah bernama studio rekaman.Studio rekaman adalah sebuah tempat berfasilitas khusus untuk melakukan perekaman suara, melakukan mixing dan produksi audio yang dihasilkan dari sebuah penampilan musik dan atau vokal, dan lain lain. Ukuran studio rekaman bervariasi. Ada yang berukuran kecil yang biasanya di rumah (home studio), ada juga yang besar yang bahkan dapat merekam penampilan musik dengan banyak musisi. Misalnya merekam pertunjukan orkestra dengan puluhan musisi. Bila kita perhatikan, ada empat pihak atau orang, yang berperanan dalam sebuah kegiatan pembuatan sebuah album musik baru. Mereka itu adalah musisi, produser, engineer, mixer dan premaster (sebut saja dengan istilah Masterer).
Dalam sebuah proyek rekaman, sang produser
berperanan dalam menerapkan standar serta visi dari rekaman. Dialah pada
akhirnya yang menilai apakah track rekaman telah direkam dengan baik dan
melihat apakah musisi atau vokalis telah melakukan tugasnya dengan baik. Sang
engineer berperan dalam menyediakan perangkat dan sistem di studionya, dimana
teknologinya bisa merealisasikan apa yang menjadi tujuan perekaman. Misalnya
memakai mikrofon yang tepat, juga pemilihan setting tertentu khususnya saat
nantinya hasil rekaman dilempar ke media rekaman tertentu, baik pita maupun
piringan (disc).
Di proses mixing, seorang mixer akan mengambil
track-track yang telah terekam dan membantu sang produser merealisasikan visi
dari album yang diinginkan dengan cara mengkombinasikan track per track yang
ada dengan baik. Sementara itu sang masterer akan melakukan sentuhan akhir dari
produk rekaman ini. misalnya dengan mengeset level, dan membuat semua suara
yang ada di rekaman menjadi satu kesatuan yang indah saat didengarkan di
rekaman nantinya.
MIXING DAN MASTERING
Ada yang mengatakan bahwa mixing dan mastering
pada intinya meracik sebuah album dengan menggunakan perangkat khusus untuk
mentweaking suara dari rekaman, sebelum rekaman itu siap dirilis. Apa perbedaan
keduanya, dan bagaimana peran mereka dalam sebuah mata rantai produksi rekaman
musik?
Semua lagu terekam dalam beberapa track
terpisah, seringnya multiple track per instrumen. Disini seorang mixer akan berperan
merealisasikan menentukan suara track masing masing (secara individual). Dia
menggunakan sebuah analogi spatial untuk memisahkan suara sehingga pendengar
bisa mendengar masing masing track individual tadi. Dia akan memperhatikan :
·
Panning
Disini dia melakukan kontrol untuk mengontrol dimensi kiri atau kanan dari
suara track. Dalam musik pop biasanya instrumen kick drum, bass dan lead vocal
merupakan track yang di-pan di tengah. Yang lainnya di-pan kan ke kiri atau ke
kanan, sedikit banyak untuk mengisi medan suara (sound field).
·
Kontrol frekuensi dan EQ
Dia mengontrol dimensi naik turunnya suara di ruang. Memainkan pitch, untuk
menaik turunkan suara. Setiap track mengandung sekelumit bidang frekuensi
harmonik, yang telah direkam pada level level berbeda. Apa yang dilakukannya
pada tahap ini, nantinya akan menentukan bagaimana timbre (warna suara) yang
terdengar dari track. Yang namanya EQ (Ekualisasi) disini hanya untuk
mengedepankan apa yang menjadi prioritasnya di aneka frekuensi berbeda. Yang
perlu diperhatikan, tidak semua track itu mementingkan kesamaan band frekuensi,
agar nantinya mereka yang mendengar rekaman ini akan mampu membedakan satu
elemen atau instrumen dengan yang lainnya.
·
Kontrol level dan
reverberasi dari dimensi dekat-jauhnya suara di ruangan.
Jika sang produser ingin agar vokal suaranya tepat didepan sang pendengar
nantinya (agar kesan live-nya terasa), maka track track di album ini bisa jadi
akan di-mix pada sebuah level tinggi tertentu, dengan reverb yang sangat kecil,
dimana suara yang menjangkau telinga nantinya tidak dipengaruhi ruangan
sekitarnya. Umumnya, lead vocal, lead gitar dan snare drum yang di mix pada
sisi depan, nantinya akan –keras dan relatif kering.
MASTERING
Akhirnya sampailah kerja perekaman itu pada
proses mastering. Apa bedanya dengan mixing? Bila kita perhatikan proses
seperti digambarkan di atas, mixing itu selalu dilakukan sebelum proses
mastering. Setelah anda merekam lagu anda, seorang mixing engineer akan
mendengarkan rekaman dari setiap instrumen secara terpisah, menyetel volume
dari masing masing instrumen sehingga nantinya keseluruhan antar lagu akan
saling sesuai, sambil menambahkan efek efek berbeda, seperti reverb atau delay,
ke setiap track untuk mixing keseluruhan. Akhirnya, dia akan menyatukan setiap
isi rekaman ini bersama sama menjadi satu kesatuan format misalnya menjadi
sebuah file AIFF atau WAV.
Bagaimana dengan mastering? Proses mastering
ini terjadi setelah selesainya mixing, dan ada yang mengatakan bahwa mastering
itu sebenarnya adalah pekerjaan yang perlu dilakukan demi kian menyempurnakan
mix, atau melengkapi mix. Berkat proses mastering inilah sebuah album rekaman
nantinya akan terasakan menjadi lebih padat(punya bodi), balance, dan suaranya
terkesan indah, mewah, professional atau apalah kata lainnya yang berarti lebih
bagus dan lebih sempurna, dan membuat album yang dihasilkan nantinya siap
bersaing di pasaran.
Info lanjut mengenai beberapa kesalahan dalam
menyiapkan mixing untuk Mastering yaitu Kesalahan Dalam Mastering. Baca
selengkapnya ya di Majalah Audiopro edisi 09/Thn. XVI/2017 atau di Scoop
Majalah Audiopro.
No comments:
Post a Comment